Minggu, 07 Juni 2015

Gara-gara hujan

Sore ini, gue kebangun gara-gara hujan.

dengan muka yang urak-urakan (itu muka! Apa baju?), dan rasa malas yang begitu dahsyat. Gue melangkah kedapur. Bikin kopi dan kembali ke kamar.

Hujan belum terlalu lebat. gue duduk melamun, melihat keluar jendela. Bau jalan yang basah, merongsok masuk kedalam hidung. Deru angin yang sejuk, menjadi alasan buat gue berlama-lama dikamar.

Gue awalnya, gak ada niat buat nulis. Tapi karena suasana ini terasa nyaman, yaudah gue tulis aja.

Saat gue nulis ini, gue tau tulisan gue pasti gak enak buat dibaca. Tapi gue gak peduli, daripada ide gue ilang percuma, mending gue babat aja.

oke, kita lanjut ke hujan ya! Gue termenung, seperti orang yang baru putus cinta. Jalanan dihadapan gue sepi tanpa langkah. Seakan perang yang baru saja usai, hujan membersihkan segalanya.

Tiba-tiba, gemuruh petir terdengar nyaring diangkasa. Hujan semakin lebat. Pikiran gue yang awalnya kosong, perlahan mulai terisi.

Ingatan akan masalalu muncul bergiliran. Dari sini, gue mengakui bahwa hujan, mampu membangkitkan kenangan.

Dalam hujan itu, gue melihat diri gue dimasalalu. Gue ingat, kalo gue pernah mandi hujan sama teman-teman, gue ingat, gue pernah berteduh dirumah orang dan gue diusir karena dikira maling.

Gue ingat, gue pernah menahan dingin gara-gara berantem sama pacar ditengah hujan. Gue ingat, banyak hal. Yang kalau gue tulis, bakalan lebih bosan buat dibaca.

Kopi yang mulai dingin, gue teguk secara perlahan. Gue nikmati setiap tetesnya. Gue resapi manis pahitnya. Dan gue, menggigil kedinginan.

Biasanya, kalo hujan gini gue jadi malas buat mandi. Dingin, selalu jadi alasan terbaik untuk orang yang malas mandi.


Tapi tenang, tulisan ini gue akhiri dengan kalimat 'GUE MANDI DULU YA'

trimakasih sudah membaca, catatan absurd gue ini.

Twitter: @rizalisme_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar