Remi adalah seorang anak yatim yang hidupnya
sebatang kara. Dia tidak punya keluarga dan tempat tinggal. Untuk bertahan
hidup, remi dengan ikhlas bekerja mendorong gerobak dipasar. Mengantarkan dagangan
orang menuju tempat mereka berjualan. walaupun upah yang diterima tidak begitu
besar, namun cukuplah untuk makan remi sehari-hari.
Disuatu malam yang dingin, remi duduk sendiri.
Menyandarkan lelahnya disebuah tembok bangunan tua dekat terminal. Jalanan
malam itu mulai sepi, dan remi menghitung uang yang dia dapat setelah seharian
bekerja. Diminumnya sebotol air dan dibukanya nasi bungkus yang masih hangat.
Setelah berdoa, remi langsung melahap makanannya tersebut. Tak lama kemudian
dibawah remangnya lampu jalan, mendekatlah seekor anjing shitzu ke arah remi. Remi kaget bukan kepalang, remi terdiam, tangannya gemetar memegang nasi
bungkus yang sedang dimakan. Anjing berwarna putih itu memiliki bobot tubuh
yang lebih besar dari remi. Remi terus menatapnya ketakutan, nasi yang dikunyah
pun masih menggumpal didalam mulut. Anjing itu kian mendekat dan duduk berhadapan
dengan remi. Sekarang mereka bertatapan. Anjing itu menjulurkan lidah seakan memberi
pesan pada remi. Dengan sedikit gugup, remi memberikan sedkit makanan pada
anjing itu. ‘ini ambillah!’ kata remi dengan suara parau. Dilemparnya secuil
daging ayam ke arah yang tidak begitu jauh, anjing itu kemudian mengejar dan
memakan makanan tersebut.
Anjing itu
kembali mendekat pada remi, remi hanya diam. Anjing itu menjilati remi dengan
manja. seakan mengajak remi untuk berteman. Remi mengelus anjing itu dengan
lembut dan sekarang mereka berteman. Remi memberikan sisa makanannya untuk
shabat baru nya itu.
Wanita setengah baya itu mengikatkan sabuk pada
leher sang anjing. Remi menatap dengan wajah penuh duka, 2bungkus nasi yang
akan dimakan bersama terasa sia-sia. Remi membalikkan badannya, dia putus asa. tanpa
remi sadari, mobil van berwarna hitam mengikutnya dari belakang. Terlihat oleh
remi, wanita setengah baya tadi memanggilnya. ‘hay nak, masuklah kemobil!’ sapa
wanita setengah baya itu pada remi. Maaf bu, saya sedang bekerja!’ jawab remi.
Wanita setengah baya itu tersenyum. Dia membukakan pintu untuk remi kemudian
berkata ‘naiklah nak, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan padamu!’ remi yang
terlihat malu-malu segera menaiki mobilnya. Remi diajak kerumah oleh wanita itu
dalam perjalanan sang wanita tak hentinya mengucapkan terimakasih pada remi,
karena sudah menyelamatkan anjing piaarannya itu. Remi menceritakan pada wanita
itu bagaiman pertemuannya dengan sang anjing ‘semalam dia datang menghampiriku,
lalu aku mengajaknya untuk tinggal!’ wanita itu pun menanggapi apa yang
dikatakan remi ‘iya. Ini salahku karena tidak ada waktu untuknya, makanya dia
kabur dari rumah!’ sampailah remi pada rumah sang wanita paruh baya itu. Remi
dihidangkan makanan yang lezat, layaknya tamu terhormat. Setelah makan, remi
pamit untuk pulang tapi sang wanita menolaknya. Siapa namamu dan tempat
tinggalmu dimana? Tanya beliau pada
remi.’namaku remi bu. Dan aku tidak punya tempat tinggal, keluargaku sudah
tidak ada makanya aku bertahan hidup dengan bekerja sebagai kuli dipasar!.
Mendengar itu, sang wanita paruh baya pun merasa iba. Dia teringat dengan
almarhum suami dan anaknya yang tewas akibat kecelakaan pesawat. Sang wanita
pun kemudian mengangkat remi menjadi anaknya. Remi pun menerima tawaran
tersebut. Kini dia hidup tenang dengan ibu dan kehidupannya yang baru.