Kamis, 18 Oktober 2018

Essay yang tak pernah selesai

Melupakanmu adalah hal yang sulit untuk dilakukan.  aku coba melawan perasaan sendiri, menganggap kalau ini hanya cobaan bagi seseorang yang terlalu lama mengabdi pada kesendirian. aku merasa, cinta tak bisa mengoyak imanku lagi, tapi realitanya aku salah. waktu seolah memaksaku untuk menemuimu. ya tuhan kenapa harus serumit ini? tanyaku disebuah pagi. kamu lewat lagi, dijalan yang sama dan diwaktu yang sama. mata kita lagi-lagi saling menyapa. ah sudahlah, aku relakan saja perasaan ini. entah bagaimana kedepannya aku tak peduli. aku mulai menegurmu, melalui sebuah "hai" dan kau balas dengan sebuah senyum santai (duh manisnya). senyum itu meninggalkan tanya dikepalaku, yang mulai penuh dengan kamu. maksudnya apa coba? apakah senyum adalah kata lain dari sebuah jawaban? essai ini mungkin tidak akan pernah ada, seandainya kejadian itu tak pernah terjadi. kini aku harus berkata terus terang, kamu adalah inspirasi dibalik tulisan ini. ketika menulisnya pun, perasaanku bercampur aduk sama seperti saat berjumpa denganmu pertama kali. kamu bisa merasakannya sary. ngomong-ngomong sebelum pikiranku kacau lebih jauh, aku harus mengakhiri tulisan ini dengan berkata aku harus berkata "I love you for the long time"‎.

Kamis, 13 September 2018

Kapan rizal nikah ?

entah kenapa, setiap kali ketemu sama teman atau kerabat dan diajakin ngobrol, selalu aja ada pertanyaan yang bikin kuping jadi hangus. pertanyaannya sih biasa aja, tapi ngena dijantung dan tembus ke usus.
"Kamu kapan nikah?"gue jawab dengan wajah datar "insya allah, besok". dan saat gue gendong anak kecil, mereka bakal bilang "Wah udah cocok jadi papa." bahkan ada ungkapan yang cukup menenangkan hati seperti "Semoga cepet nyusul bang!" lalu hati kecil gue akan berbisik "Amin" (:

anyway, gue bosan juga sih denger pertanyaan ini tapi sih yang gak mau nikah? semua orang mau nikah. bahkan orang yang udah lanjut usia pun masih pengen nikah. tapikan nikah gak semudah mengedipkan mata.

"lalu kapan rizal nikah? iya, besok yah!"

berkaca dari mereka yang sudah berkeluarga, gue pun mengambil hikmah. menikah tidak semudah membuat janji bersama pacar, temen gue banyak yang udah nikah dan banyak pula yang udah pisah. bagi gue, Menikah bukanlah sebuah tujuan tapi menikah adalah sebuah perjalanan.
dimana setiap perjalanan selalu ada cobaan, mampu gak kita menghadapi sgala cobaan itu bersama-sama.

gue masih banyak kurangnya, gue pengen melengkapi apa yang selama ini menjadi cita-cita gue. gue masih mau menikmati kebebasan menjadi seorang bujang. istilah lainnya, gue masih pengen liar dulu, masih pengen buas dulu gue belum mau menjadi jinak. gue beberapa kali sempat serius sama cewek bahkan nyaris menuju pelaminan, tapi sayang gue masih belum bisa menahan godaan.
so, untuk sementara ini gue hanya perlu menikmati hidup gue setotal mungkin. jadi kalo boleh gue saranin, rubah pertanyaan kalian "kapan nikah" menjadi sebuah doa dan harapan seperti "semoga menemukan pasangan yang baik dan segera menikah" karena semakin banyak doa yang dipanjatkan semakin cepat pula menjadi kenyataan.

inilah akhir tulisan gue, kalo ada yang ngerasa tertatih atau berdarah karena postingan ini gue minta maaf. inilah postingan gue setelah sekian lama break, terimakasih dan sampai ketemu lagi dipostingan berikut.

aku cinta kalian.... ((: