Senin, 31 Oktober 2016

Cerpen ~ Pengemis dan Dompet Berwarna Cokelat



Hari ini, anto dan 2 teman kantornya baru saja tiba dijakarta. mereka ditugaskan oleh atasan untuk mengikuti diklat yang diadakan oleh menteri keuangan di samarinda. hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan pendapatan kantor mereka dalam hal ekonomi dan bisnis. selama disamarinda, anto, heru dan kunto belajar banyak hal terkait dengan kuangan, investasi dan semua tentang ekonomi.
namun, ada satu pelajaran yang tidak mereka peroleh dari diklat atau bangku perkuliahan, pelajaran tentang kehidupan yang merubah pola pikir mereka untuk selamanya. kejadian ini bermula saat masih disamarinda, kunto yang baru saja selesai meneguk kopi dikamar hotel, mendapat telpon dari anto yang mengajaknya jalan-jalan sembari menikmati pemandangan kota yang dikenal dengan julukan kota beruang madu tersebut. kunto pun bergegas menghabiskan sarapannya dan menemui anto ditempat parkir. ''udah selasai sarapannya?'' tanya anto pada kunto.
''udah! eh.. gak ngajak heru?''
''udah aku ajak, tapi katanya entar dia nyusul!'' jawab kunto sambil menjalankan mobil.
''emang dia tau kita mau kemana?''
''udahlah, dia mah gampang entar dia nyusul pake mobil hotel kok!'' jawab kunto.
kini mereka berdua mengitari jalanan kota samarinda yang padat. sesekali mata mereka dihibur dengan pemandangan wanita-wanita samarinda yang hendak beraktifitas. ''cewek-cewek disini cantik juga yah!'' ujar kunto kepada anto. ''iya. beda tipislah sama cewek jakarta!'' mereka berdua pun tertawa.
kini mereka menuju sebuah tempat wisata disamarinda, yaitu kebun raya Unmul. disana anto dan heru menikmati udara segar yang bebas dari polusi. pemandangan yang menyegarkan jiwa serta berinteraksi dengan hewan-hewan yang dilindungi.

***

''hm... udara disini sejuk banget! alamnya juga masih terawat!'' puji kunto. anto kemudian mengeluarkan kamera dari ranselnya dan meminta kunto untuk memfoto dirinya. ''kunto, tolong fotoin! yang mantap ya fotonya!'' oke tenang aja aku bakalan bikin kamu terlihat lebih ganteng dari aslinya hehehe..!'' jawab kunto dengan nada mengejek. puas menikmati wisata alam tersebut, anto dan kunto memutuskan untuk mencari rumah makan. mereka segera memacu mobil dan mencari rumah makan terdekat dengan hotel. sesampainya mereka dirumah makan, anto mendapat pesan dari heru yang menanyakan keberadaan mereka. anto kemudian menelpon heru dan mengatakan akan menjemputnya dihotel. ''kunto, kamu tunggu dulu ya! aku mau jemput si egois dia udah nelpon!'' kata anto sembari berjalan menuju mobil. kini kunto sendirian, menunggu 2 temannya datang. suasana dirumah makan itu tidak terlalu ramai hanya ada beberapa pengunjung yang tengah menikmati makan siang. 25 menit berlalu, anto dan heru pun datang mereka saling berjabat tangan. saat sedang menikmati makanan, kunto melihat seorang anak kecil berbaju lusuh dengan wajah berminyak yang melihat mereka dari luar. tangannya menggosokkan bagian perut, yang menandakan bahwa dia kelaparan. kunto pun berkata pada anto dan heru, ''kalo makanan kalian gak habis jangan dibuang ya!'' kata kunto penuh harap. ''emang kenapa kok kamu ngomong gitu?'' tanya heru dengan nada tinggi. ''aku mau ngasih anak kecil yang diluar itu, dari tadi ngeliat kita makan. kasihan aku sama dia!''
anto dan heru menoleh keluar jendela, mereka melihat anak kecil yang dimaksud kunto sedang berdiri menatap mereka. heru menghela napas panjang dan menjawab ''enak aja! makanan ini enak, mahal lagi. masa iya kita ngasih ke bocah gembel itu?'' anto pun menyela ''hus.. kamu jangan ngomong kayak gitu, dosa tau!''
heru membalas ''bodo amat! pokoknya kalo gak habis, nih makanan bakal aku bungkus!'' kunto dan anto hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan heru.
kunto dan anto sengaja tidak menghabiskan makanan mereka, dengan maksud untuk memberikan pada bocah tersebut. ''mas.. tolong makanan sisa ini dibungkus ya!'' kata kunto pada sang pelayan. ''baik mas'' jawab pelayan itu sembari mengangkat makanan tersebut. selesai membayar mereka ber-3 keluar menuju mobil, kunto lalu menghampiri bocah yang sedari tadi memperhatikan mereka makan sambil memberi makanan tersebut ''ini dek buat kamu! makan yang banyak ya, biar sehat'' bocah itu kemudian mengambil bungkusan plastik berisi makanan dengan wajah kegirangan. heru mendekat dan berkata dengan kasar ''heh.. gembel lain kali kalo mau makan kerja dong! jangan cuma ngemis, dasar orang miskin!'' anto dan kunto, terkejut mendengar kata-kata kasar dari heru. bocah itu pun tertunduk dengan wajah berlinang airmata. anto kemudian memegangi krak baju heru ''her.. mendingan kita berantem aja! daripada kamu kasarin anak kecil yang gak tahu apa-apa!'' kunto pun melerai mereka berdua dan menyuruh heru meminta maaf pada anak tersebut, namun enggan dia lakukan. heru yang merasa muak dengan keadaan pun segera naik ke mobil. anto dan kunto pun meminta maaf pada bocah tersebut dan berharap agar bocah itu tidak menaruh dendam atas perlakuan temannya tadi. ''tak apa kak! saya yang harusnya minta maaf karena sudah menggangu kakak-kakak semua yang sedang makan! ini kak saya kembalikan lagi'' kata bocah itu dengan polos. anto dan kunto pun menolak pengembalian itu, kunto pun berujar ''ini buat kamu, kakak-kakak ikhlas kok! kamu makan ya, jangan dibuang oke!'' mereka pun saling senyum. anto dan heru kemudian menyusul heru naik ke mobil.

***

Dalam mobil, anto dan kunto tidak hentinya memberi nasihat pada heru, agar heru sadar dan tidak menjadi orang yang egois. sifat heru yang tempramental memang sulit untuk dihilangkan, tak heran bila semua nasehat dari anto dan kunto pun diabaikannya. sesampainya dihotel, mereka ber-3 segera mengikuti diklat hari terakhir yang berlangsung selama 5jam. sorenya, mereka bertiga bermaksud untuk pergi berbelanja untuk ole-ole untuk keluarga mereka dijakarta. mereka pun segera memasuki pusat perbelanjaan dikota samarinda, ketika hendak membayar heru kaget dan panik dompet yang berisi uang dan berbagai surat penting hilang entah dimana. dengan sangat terpaksa, semua barang yang dibeli oleh heru harus di 'cancel', kunto dan anto sebenarnya mau membayar semua barang yang sudah dibeli heru, namun dia menolak dengan alasan yang tidak jelas. mereka ber-3 segera meninggalkan pusat perbelanjaan itu dan segera membantu heru untuk mencari dimana dompetnya berada. mereka memulai pencarian dari hotel, tempat wisata bahkan dibagasi mobil, namun nihil. ''jangan-jangan dirumah makan tadi siang!'' ucap anto. wah bisa jadi, tapi kalo dari tadi siang ada kemungkinan dompet itu udah diambil sama orang lain'' sambung kunto. mendengara jawaban itu, heru semakin panik. kegelisahannya semakin nampak saat dia berkata ''mending kita balik kesana aja!'' kata heru panik. mereka ber-3 segera keluar dari hotel saat tiba ditempat parkir kunto dan anto melihat bocah yang tadi siang mereka temui sedang berada ditempat parkira. kunto dan anto segera mendekat dan bertanya ''lho, kamu kok disini?'' belum sempat bocah itu menjawab heru yang sedang kesal lalu berkata ''eh gembel ngapain lagi kamu kesini, sana pergi! atau kamu mau saya panggil satpam?" bentakan heru membuat suasana menjadi runyam, kunto segera menyela heru dan menenangkannya. tanpa banyak bicara, anak itu berkata pada anto ''kak, aku kesini cuma buat ngasih ini!'' sembari memberi bungkusan berisi dompet berwarna coklat. ''itukan dompet aku!'' kata heru dengan suara yang berat. dia segera mengambil dompet itu dari anto dan memeriksa isinya. tak ada yang kurang atau pun hilang, semua masih utuh. heru kemudian menatap bocah itu dengan mata yang nanar, hatinya seperti teriris. kepalanya penuh dengan bayang-bayang akan semua perlakuannya kepada sang bocah. ''kayaknya ada yang canggung to!'' ujar kunto pada anto. anto menatap heru dengan senyum, lalu berkata ''makanya jangan memandang orang dari luarnya aja! lihat hatinya dong, betapa tulusnya anak ini sampai-sampai dia mau nolongin kamu her. buktinya dia jauh-jauh datang ke hotel cuma untuk pulangin dompet ini!''

***

''iya heru, untung nih anak baik. coba kalo yang nemuin orang gak baik sudah pasti, nih dompet gak akan pulang! sekarang kamu udah dapat hikmahnya kan? udah tahukan apa yang harus kamu lakukan sekarang?'' mendengar ucapan dari kunto dan anto, hati heru pun tergugah untuk meminta maaf atas semua kesalahan dan ucapan yang dia perbuat. sebagai imbalan atas semua yang dia lakukan, heru pun memberi uang sebesar 1juta pada sang anak. namun sang anak menolak, dan berbalik menasehati heru agar tidak egois dan bisa merubah semua sikap buruknya. heru tersenyum dan meminta maaf pada si bocah dan 2 temannya itu. setelah mereka berpisah, anto, kunto dan heru mendatangi rumah bocah itu. namanya rudi, seorang anak yatim yang tinggal bersama sang nenek disebuah gubuk yang tidak jauh dari jantung kota. mereka ber-3 datang dan memberi uang dengan segala kebutuhan sehari-hari. heru menjanjikan akan menyekolahkan rudi sampai ke jenjang perkuliahan. kini heru, anto dan kunto mendapat hikmah dari perjalanan mereka. ((:

Sabtu, 15 Oktober 2016

Termenung DiBandara

Di bandara ini, 8tahun yang lalu. Alan beserta adiknya mengantarkan sang ayah untuk mencari nafkah diluar negeri. Masih terlintas jelas dibenak alan suasana saat ayahnya meninggalkan mereka. pagi yang mendung, jalanan yang masih terlalu sepi dan deru pesawat sedang memanaskan mesin. Banyak orang yang berlalu lalang dibandara pagi itu. Alan dan adiknya yang masih terlalu muda dan belum mengerti apa-apa hanya bisa menerima perpisahan tersebut sebagai kepergian biasa, layaknya seorang ayah yang pergi ke kantor dan akan pulang sore harinya. "Alan sama alen, jaga mama kamu baik-baik yah! Jangan lupa belajar!" kata sang ayah sembari menggendong alen. "Iya pa!" jawab alan dengan mata yang nanar.
"Nih uang buat jajan kamu sama alen jangan nakal ya! Ingat pesan papa" setelah menerima uang dari sang ayah, alan dan alen berpelukan dengan sang ayah. Sang ayah lalu berbalik badan dan menuju ruang keberangkatan. Dari kejauhan sang ayah menoleh ke arah alan dan alen yang masih melihatnya. Sang ayah tersenyum dan melambaikan tangan pada 2 anak laki-lakinya. Pesawat pun berangkat dan perpisahan pun selesai.

Sesampainya dirumah, alan dan alen segera menemui ibu mereka, dan melaporkan "ayah sudah pergi bu, nih ada sedikit uang yang dikasih sama ayah!" kata alen sembari menunjukkan uang pecahan 20ribu pada ibunya. Ibunya yang sedang meminum teh pun bertanya "kamu sama kakakmu tahu tidak kemana ayah pergi?"
"ayahkan pergi kerja bu!" jawab alen. Alan yang bersiap untuk mandi mendekat ke arah alen."ayah kalian bukan pergi kerja, tapi pergi buat ngurus anak perempuannya si yuniar!"jawab sang ibu dengan nada kesal. Yuniar adalah anak dari istri mudanya sang ayah. "ibu tolong, jangan marahin bapak terus. Kasihan bapak bu! Lagiankan alan sama alen juga masih bisa bantuin ibu nyari uang!"

Ibu yang mendengar jawaban alan mulai naik pitam, teh yang ditenggaknya pun diletakkan dengan keras diatas meja, hingga tumpah membasahi taplak. Dengan suara tinggi ibu berujar "kalian berdua dengarkan ibu, bagaimana mungkin seorang kepala rumah tangga meninggalkan anak-anaknya dalam situasi seperti ini? Situasi dimana seorang anak masih butuh kasih sayang dari ayahnya. Mungkin belum sekarang, tapi nanti jika kalian sudah dewasa kalian akan tahu bagaimana rasanya ditinggalkan!" sang ibu kembali duduk dan menghela napas panjang. Alan segera mandi dan alen pergi entah kemana.
tahun pertama, setelah alan dan adiknya lulus dari sekolah menengah atas komunikasi mereka dengan sang ayah berlangsung dengan baik. Tahun kedua sampai ketiga, intensitas komunikasi antara mereka mulai menurun, tahun keempat sampai selanjutnya saat alan kuliah dan mereka mengalami krisis keuangan, komunikasi anak dan orangtua terputus. Sang ayah kerap kali memarahi alan, dan bertanya "kamu belum kerja?" padahal alan sudah berkali-kali mengatakan, bahwa dirinya saat itu sedang meneruskan pendidikan disalah satu universitas terkenal dikotanya.

Seiring waktu berjalan, alan dan alen belajar meneruskan hidup. Disamping meneruskan kuliahnya alan juga kerja menjadi seorang pelayan dicafe dan alen memilih kerja sebagai kasir di tempat penjualan aksesoris rumah tangga. Sang ibu dengan tabah menjalani hidup tanpa suami disisinya. Alan sering kesal terhadap sang ayah dan kerap mengirim pesan yang isinya tidak pantas untuk dikatakan seperti "anda gagal menjadi orang tua, ibu sekarang menjadi pelacur" dan lain sebagainya. Semua itu alan lakukan karena emosi pada sang ayah yang tega melakukan semua ini pada mereka. Namun sang ayah tak pernah merespon atau menghubungi mereka. Sang ibu yang sudah memahami dengan keadaan yang terjadi hanya bisa pasrah, beliau sering menasihati kedua buah hatinya agar tetap rendah hati dan melanjutkan hidup dengan baik. Sang ibu kerap menjadikan suaminya sebagai bahan lelucon untuk menghibur alan dan alen. Tiap mereka berkumpul bersama, bercerita tentang segala hal sang ibu sering berkata "bapak kalian tidak akan pulang, kalau belum mendapat uang 1milyar"kata sang ibu diikuti dengan gelak tawa. Bila mereka sedang menonton berita tentang orang hilang sang ibu akan berkata "lebih baik, kalian pura-pura jadi anak hilang saja. Siapa tahu ayah kalian nonton lalu kaget dan bisa bertemu sama alan dan alen!". Sindiran sang ibu sering membuat alan menjadi risih, namun tidak bagi alen. dia selalu menganggap bahwa itu semua adalah kenyataan yang harus ditertawakan.

Setelah berjam-jam duduk dicafe bandara, lamunan alan dibuyarkan dengan kedatangan seorang wanita cantik. "hallo papi, ayo kita pulang! Mami udah lapar nih sekalian kita nyari keperluan si aril buat lombanya disekolah" Kata novi, istri alan. "oke, ayo kita pergi" alan yang sedari tadi menunggu novi yang sedang bekerja sebagai pegawai dibandara tersebut, segera menuju tempat parkir. Mereka berdua pergi meninggalkan senja yang mulai tenggelam. Baik alan dan alen sudah berkelurga dan kini mereka hidup bahagia dengan keluarga mereka masing-masing. Sang ibu kini menikmati sisa hidupnya disebuah vila yang tenang dan asri. Tak ada yang tahu bagaimana kabar ayah mereka, yang jelas alan dan alen selalu selalu mendoakan yang terbaik bagi beliau.

Minggu, 09 Oktober 2016

Manusia Langka

Taat Pribadi mendadak terkenal, dengan aksinya yang dapat menggandakan uang. melalui video viral yang beredar dimedia massa, taat pribadi kini menjadi tahanan kepolisian. selain menggandakan uang, dimas juga disebut terlibat dalam kasus penipuan dan pembunuhan 2 mantan pengikutnya. pria bertubuh gempal ini memiliki pengikut yang hampir berasal dari seluruh daerah di indonesia, dari orang biasa hingga kelas pejabat juga disebut masuk dalam daftar pengikut dimas kanjeng taat pribadi. semenjak menjadi tersangka, satu per satu pengikut dimas kanjeng mulai melaporkan nasib mereka kepada pihak berwajib dan meminta ganti rugi atas janji yang tak kunjung ditepati. namun ada juga sebagian dari mereka yang bertahan di padepokan karena merasa bahwa pimpinan mereka adalah orang suci dan tidak bersalah. meski sebenarnya mereka yang bertahan adalah mereka yang tidak lagi memiliki ongkos untuk pulang ke derah masing-masing. uang mereka habis hanya untuk dijadikan mahar dengan jumlah yang tidak sedikit.

-------

Fenomena ini memunculkan dualisme keyakinan diantara masyarakat, ada sebagian orang yang percaya dan ada juga yang tidak. beberapa dari mereka merasa bahwa, apa yang dilakukan dimas kanjeng adalah hal yang tidak logis. mengeluarkan uang dari balik jubah tak jauh beda dengan doraemon yang dapat mengeluarkan apa saja bahkan lebih canggih, hanya lewat kantung ajaib diperut buncitnya. sebagai orang yang berpendidikan dan berkeyakinan, gue awalnya gak percaya dengan hal-hal gaib seperti ini. namun, seiring berjalannya waktu gue akhirnya menerima kenyataan bahwa beberapa orang di indonesia bahkan dunia memiliki kelebihannya masing-masing.
kisah Nabi Musa membelah laut, Nabi Isa menghidupkan orang mati dan Nabi Sulaiman memiliki kekayaan yang tidak pernah habis, adalah kisah nyata yang terjadi pada masa lampau dan kisah ini menunjukkan bahwa bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin.

Gue pernah mengalami dan melihat secara langsung ada orang yang bisa melipat gandakan uang secara gaib. di wilayah timur indonesia, tepatnya di ternate maluku utara beberapa orang bisa melakukan hal tersebut. berawal dari cerita ponakan yang kekurangan uang untuk biaya rumah sakit, beliau mengajak nyokap dan gue untuk pergi ke seorang pak tua, sebut saja namanya pak pipi. pak pipi tinggal bersama seorang anak angkatnya yang bekerja sebagai seorang polisi di daerah mangga dua. rumahnya berada dalam gang kecil sehingga tidak banyak orang sekitar yang tahu dengan kelebihan beliau. kami bertiga bertamu ke rumahnya, singkat cerita, seusai ponakan gue memberi mahar sebesar 500ribu, beliau kemudian meletakkan uang tersebut ke dalam mangkuk kaca lalu menutupnya dengan kain putih. gue ingat bacaan yang keluar dari mulut beliau berisi ayat Al-Quran seperti surah Al-Fatiha dan beberapa bahasa arab yang gue gak ngerti artinya apa. setelah itu beliau mengetuk ujung mangkuk dengan jari telunjuk di ikuti dengan bacaan kalimat syahadat. kain putih yang tadinya menjorok kedalam mangkuk, kini mengembang. uang yang tadinya berisi 500 ribu berubah menjadi 5juta. ketika hendak pulang, ponakan gue memberi beliau uang, namun beliau menolak dengan alasan uangnya diganti saja dengan bahan makanan. uniknya, uang gaib itu adalah uang asli. suami dari ponakan juga sudah mengeceknya dengan menggunakan alat yang biasa digunakan oleh bank.
sebagian dari mereka juga punya trik dan cara tersendiri, selain meletakkan uang dalam mangkuk ada yang menggunakan media rokok dan lain sebagainya. intinya, orang langka yang gue temui di wilayah indonesia timur (maluku utara) tidak pernah melipat gandakan uang dengan cara si pasien memberi mahar lalu si pasien disuruh menunggu hingga rentan waktu yang ditentukan seperti yang dilakukan taat pribadi.

Tak sampai disitu saja, beberapa pulau disekitar kota ternate seperti tidore, morotai dan beberapa pulau lain juga memiliki orang seperti itu. hal yang gue pelajari dari orang-orang langka ini adalah:
1. cara berpakaian mereka sederhana, tidak menonjolkan kelebihan mereka.
2. bicara apa adanya, penuh nasihat dan tidak pernah menyombongkan diri.
3. mereka menikmati hidup apa adanya dan cenderung menjauhkan diri dari kemewahan duniawi.

Dila ada kelebihan, pasti ada kekurangan. begitu juga dengan orang-orang langka yang pernah gue temui. mereka juga memiliki kekurangan. diantaranya
1. sebagian dari mereka kerap melakukan kekhilafan yang berulang. seperti suka meminum-minuman keras.
2. sering tergoda dengan wanita.
poin yang ke-2 sering membuat mereka lupa dan tidak heran bila kelebihan mereka sering kali tidak manjur dan hilang begitu saja.

Dari cerita yang gue dapatkan, orang-orang yang punya kelebihan seperti mereka adalah orang-orang yang sulit untuk ditemukan. bisa dibilang, bertemu dengan mereka adalah sebuah keberuntungan. dan yang paling penting orang-orang langka ini tidak pernah mengumbar atau memamerkan kelebihan mereka pada orang lain. istilah orang ternate ''ngori ne ogo-ogo bato (saya diam-diam aja)''. diam dalam artian bahwa kalo kita punya kelebihan kita gak usah pamer.

Ada pertanyaan: ''kenapa mereka gak pernah kaya? padahal mereka bisa melipat gandakan uang?''
nah, orang-orang ini meski diberi kelebihan oleh Maha Kuasa mereka tetap bekerja. meski hanya bertani dan nelayan, karena bagi mereka doa dan kerja keras adalah sebuah kewajiban dan ibadah. mereka tidak ingin bermalas-malasan, karena bagi mereka bekerja adalah cara berterimakasih pada Sang Pencipta. kelebihan mereka digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan.

Hal inilah yang membuat gue percaya bahwa sebagian orang bisa menggandakan uang secara gaib. gue gak memaksa kalian untuk percaya, tapi inilah kenyataan yang gue lihat secara nyata. kejadian ini lebih banyak terjadi di indonesia timur. gue gak tahu apa dikota kalian juga ada? terlepas dari apa yang terjadi, gue ingin menyampaikan agar kita semua lebih berhati-hati pada orang yang ngaku-ngaku bisa melakukan hal-hal mustahil seperti fenomena taat pribadi. ingat guys, orang hebat tidak pernah mengatakan pada orang kalo dia hebat. dan tetaplah menjadi orang yang beriman.

kalian pernah mengalami hal diatas? kalo pernah share ke sini ya!
((:

Senin, 03 Oktober 2016

Kamu & Anak Kita

Malam itu aku pulang, dengan tubuh yang basah akibat hujan yang menerpa. tubuhku menggigil, menahan dingin dan dahaga.
aku terus berusaha, mencari nafkah demi kamu dan anak kita. aku tak ingin mereka sepertiku di masalalu.

diruang tamu, aku duduk sendiri. hujan diluar semakin lebat dan canda tawamu mulai ku cari.
dengan langkah gontai, aku masuk ke dalam kamar. mataku, menangkapmu dan si kecil yang tidur pulas. jarinya yang mungil menindih pipimu, sungguh pemandangan yang manis.

diruang makan kamu menungguku dengan hidangan dan secangkir kopi hitam. obrolan demi obrolan kita sematkan, lalu aku sadar waktu kita tak seperti dulu. aku selalu sibuk dengan pekerjaan, sementara kamu selalu rindu pada kebersamaan.

maafkan aku sayang, bila suamimu ini selalu pergi. aku begini demi kamu dan si buah hati. percayalah sayang, kemana pun aku melangkah wajahmu dan si buah hati yang selalu kurindukan.
bila kamu dapati sajak ini, tolong bacakan pada si buah hati, tentang kelebihanmu yang selalu mampu menerimaku.