Rabu, 03 Februari 2016

HALTE

Sore itu edo, pergi sendirian ke toko buku. Dia menunggu bus dihalte yang letaknya tidak jauh dari kampusnya. Ada 5 orang yang berada dihalte itu. Sambil menunggu, edo menghisap sebatang rokok yang dia selipkan dalam saku bajunya. Belum habis rokok yang dihisap, bus pun datang. Edo membuang rokoknya dan bergegas masuk ke bus. Didalam, semua kursi sudah terisi penuh. Edo berjalan ke belakang dan menemukan 1tempat yang masih kosong. Ada seorang wanita cantik mengenakan earphone duduk sendiri, edo mendekat dan menyapa 'hay! boleh aku duduk disampingmu?' wanita itu menganggukan kepala dan menyerongkan tubuhnya agar edo bisa masuk dan duduk.

Sesekali, bus itu berhenti untuk menurunkan penumpang. Jalanan jakarta saat itu sangat ramai dengan kendaraan yang berdesakan. Hal ini membuat perjalanan 20menit, terasa seperti 20jam. Setibanya dihalte, edo dan para penumpang yang lain turun 'permisi!' kata edo pada wanita itu. Hanya senyum yang ditunjukkan olehnya. Dalam toko, edo menyusuri rak demi rak untuk mencari buku yang diingkan.
Setelah mendapatkan buku yang dicari, edo lalu pulang ke rumahnya.

Keesokan harinya dikampus, usai diskusi dalam kelas edo menyempatkan diri untuk berjalan-jalan. Edo menunggu bus ditempat biasa dia menunggu. Disana, edo menemui seorang wanita memakai sweeter berwarna coklat, duduk sendirian. Edo mengenalinya, dia adalah wanita yang kemarin duduk bersamanya dibus. Edo menyapa 'hay!' wanita itu tidak merespon sapaan edo. Matanya tertuju ke arah jalan, seperti orang yang sedang melamun. Edo menyapanya sekali lagi 'kamu tinggal dimana?' wanita itu, tetap tidak menjawab. Edo menyerah. Suara bising kendaraan memecah diam diantara mereka. Edo menggerutu dalam hati 'sombong sekali wanita ini, aku hanya bertanya dia tidak jawab. Dasar tidak komunikatif!'

Bus yang ditunggu pun datang. Edo dan wanita itu segera naik dan seperti sudah ditakdirkan, tempat duduk hanya tersisa untuk 2orang. Alhasil, edo dan wanita itu duduk bersama. Dalam perjalanan, rasa penasaran edo memuncak. Edo kembali bertanya dengan mengajak kenalan 'namaku edo, nama kamu siapa?' ujar edo sambil menyodorkan tangannya. Kali ini wanita itu hanya menjabat tangan edo tanpa berkata apapun, dia langsung membuang muka. Edo mulai emosi, atas perlakuan wanita itu. Si wanita terlihat tidak peduli pada edo.

Mendekati halte, wanita itu mengeluarkan handphone miliknya dan mengirim pesan pada seseorang. Tiba-tiba wanita itu menangis, edo yang tadinya marah sekarang mulai panik. 'kamu kenapa? Sakit?' tanya edo pada wanita itu. Wanita itu menutup wajahnya dengan tangan, airmata membasahi seluruh wajah. Bus berhenti, wanita itu segera turun dan pergi secepatnya. Edo yang merasa bersalah, kemudian turun dan mengejar wanita itu. 'hey tunggu! Kamu kenapa?' kata edo sambil mengejarnya.

Didepan sebuah cafe, wanita itu berpelukan dengan temannya yang bertubuh besar. Edo melihat mereka dari kejauhan. Sesekali teman wanitanya melihat ke arah edo. Edo khawatir, temannya akan menduga edo yang menyebabkan temannya menangis. Edo berbalik badan, saat akan melangkah teman wanita itu memanggilnya.
'hey, tunggu. Kenalkan, aku rina temannya eva' kata wanita itu sambil berjabat tangan dengan edo. 'aku edo'.
Rina memanggil temannya lalu memperkenalkan pada edo. 'edo, kenalkan ini eva temanku'
'hay eva, aku edo!' mereka pun berjabat tangan, eva tersenyum dengan wajah yang basah. Rina mejelaskan pada edo, alasan eva menangis 'edo, eva adalah seorang tunawicara, dia bisu hingga tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu. Eva juga cerita padaku, saat pertama kalian bertemu. Eva tahu kamu ingin mengajaknya bicara. Tapi karena bisu, dia hanya menjawab pertanyaanmu dengan senyum' mendengar itu, edo mulai lemas. Kakinya seperti tertanam dibumi.
'dia juga merasa bersalah karena tidak menghiraukanmu. Dia menangis karena dia tahu, kamu pasti marah dengan apa yang dilakukannya' lanjut rina menjelaskan. Edo lalu meminta maaf pada eva. Eva pun mengiyakan.

Eva lalu mencolek rina, bahasa jari yang dimainkan eva memberi sinyal agar rina menjelaskan sesuatu pada edo.

'eva mau mengajakmu minum!' kata rina. Edo melihat ke arah eva dan eva pun menganggukan kepala sambil tersenyum.

'baiklah, ayo kita pergi' jawab edo dengan senang hati. Kini mereka bertiga menghabiskan sisa hari dengan bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar