Minggu, 22 November 2015

Sajak Alina

Diparas indahmu, ada kesan untuk bisa dimiliki. Namun aku mengabaikannya.
Detak jam terus bergulir, melipat hari menjadi rasa.
Lalu sorot matamu, kian menggoda.

Alina...
aku larut pada suasana. Ucapmu membawa harapan, seperti hujan dimusim kemarau. Hasrat untuk mencinta, kembali menjamah dijiwa.

Sorot matamu, merangsang. Janji manismu, meyakinkan.
Kecup bibirmu, kesenangan.
Dengan segenap daya, aku serahkan padamu. Aku menghamba pada kerinduan. Aku tunduk pada ketakutan.

Alina...
Kini kau diseberang jalan, melihatku menunggu dengan harapan.
Saat senja tiba, langit terlihat merah, aku resah dan melihat semuanya. Hatiku penuh luka.

Alina...
Sudah cukupkah kamu mematahkan hatiku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar