Jumat, 20 November 2015

Binder Story

Beberapa hari yang lalu, ada seorang teman difacebook gue mengunggah foto bergambar binder. Gue yang awalnya udah ngantuk berat, akhirnya kebangun. Kertas binder itu, membuat gue teringat masalalu. Dan nyaris membuat gue gak bisa tidur semalaman. Gue teringat kisah gue sama mayang, cewek periang, yang selalu tersenyum. Kelas kami bersebelahan. maka tak heran jika kami sering bertemu tiap hari. Masa smp, adalah masa yang bagus untuk bermain dan jatuh cinta. sewaktu jam istirahat gue selalu lewat didepan kelasnya mayang, hanya untuk melihat dia, lalu pergi kembali. Begitulah cinta tak tersampaikan. Tiap gue dan mayang bertemu, kami berdua akan saling melempar senyum, lalu dari kejauhan gue akan mengaguminya diam-diam. Bagi gue, senyumnya mayang adalah senyum terbaik yang pernah gue lihat. Dari sinilah, gue mulai jatuhcinta ke mayang. jatuh cinta rasanya manis seperti makan coklat, kamu tidak akan terburu-buru menghabiskannya, kamu akan menikmatinya dengan pelan dan membiarkan waktu yang merubah segalanya.

hari berlalu begitu cepat, secepat rasa cinta gue ke mayang. tanpa mempedulikan resiko untuk ditolak, gue mulai menulis surat cinta ke mayang. bermodal sebuah kertas binder berwarna biru yang dihiasi gambar winnie the pooh, gue tulis semua perasaan gue ke dia dan membiarkan kata-kata itu yang menjelaskan. Esoknya disuatu siang yang terik, Malapetaka terjadi. belum 1menit mayang membaca isi hati gue, mayang kemudian merobek dan membuang surat itu diselokan. Lalu dengan lantang dia berkata ‘lu gak level sama gue’. mendengar itu gue merasa matahari menjadi 10, dunia berhenti berputar, dan gue tertunduk lesu. Semua orang melihat ke arah gue lalu tertawa sepuasnya. Gue pulang dengan luka robek dihati. Gue sedih, bila mengingat hal ini. tapi setidaknya kertas binder ini mengajari gue arti dari penolakan. Bahwa ditolak itu sakit. Dari kertas binder ini juga, gue menemukan makna ketika ditolak, kamu akan semakin kuat untuk patah hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar