Senin, 02 Maret 2015

Bandara.

Kemarin, aku menyempatkan diri jalan-jalan ke bandara. Emang sih, ini gak ada tujuan. Tapi sekedar mencari ide buat nulis.

Aku pikir, bandara selalu identik dengan pertemuan dan perpisahan. Ada yang melepas ada yang menyambut.

Bandara seperti hati, kadang sepi kadang ramai. disana aku duduk sendiri. Sejauh mata memandang, terlihat sepasang kekasih lagi ngobrol. Tak lama kemudian si cewek pergi, tinggalin cowoknya sendiri. Pesawat lepaslandas. cowok itu menatap kepergian cewek dengan tatapan kosong. Sesekali dia menyeka muka dengan tangannya. Mungkin dia nangis.
Dan ternyata benar, cowok itu nangis sambil pergi entah kemana. Lantas, kejadian ini mengorek otakku. Aku jadi ingat sama kenangan kita dulu.
Aku pergi dan kamu menangis dalam dekapanku. bajuku basah dengan airmata, kamu nangis dan terus mengatakan hal yang sama 'jangan tinggalin aku' aku bisa apa? Cuma senyum sambil ngelus rambut kamu dan berbisik 'jangan nangis'. dalam pesawat aku melihat kamu sendirian diruang tunggu. Aku gak tau kamu ngomong apa, tapi lambaian tanganmu jelas untukku pahami.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh pramugari yang menawarkan permen. Aku sadar ternyata aku juga nangis, saat aku menyeka muka. Pramugari tersenyum dan berlalu. 2bulan aku lewati, rindu mencair ketika aku datang lagi. Sengaja aku tidak memberi kabar. Aku mau ngasih kejutan. Biar romantis gitu deh.
Aku melangkah ke rumah kamu. Belum sampai dirumah aku udah hampir pingsan. Bukan ketemu setan. Tapi ketemu kamu sama dia lagi jalan. Gandengan tangan lagi. mendadak aku merasa demam tinggi, hatiku mulai keropos tak terhingga. Aku pura-pura gak liat. Karena aku gak mau kamu terlihat munafik dihadapan dia, dan aku gak mau dia ngerasain hal yang sama sepertiku.

Itulah kehebatanku, menyimpan luka dengan tawa. Sampai dirumah aku mengambil segelas air dan meneguk pelan. Aku nangis tapi mampu tersenyum.Kejadian ini membuat aku sadar. Kamu adalah pesawat yang hanya datang lalu pergi lagi. Dan aku ibarat bandara, yang tetap setia menyambut, dan melepas kedatangan pesawat setulus hati.
'Kok aku nangis ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar