Jumat, 12 Agustus 2016

Aku Dipukul Guru



''YANG GAK BIKIN TUGAS, MAJU!'' kata pak ilham memecah hening dalam kelas. anak-anak kelas 3B mulai panik, suasana makin mencekam kala pak ilham yang tadinya duduk kini mulai berdiri dan berjalan mengitari ruangan. gue dan ke 3teman yang gak bikin tugas maju dengan langkah gemetar. ''mampus lu!'' cetus seorang teman kepada kami ber 4. kami kemudian berdiri sejajar menunggu hukuman dari pak ilham. hari itu, pak ilham terlihat seperti malaikat pencabut nyawa dan kami terlihat seperti beruang yang menunggu ajal. pak ilham lalu menghampiri kami. wajahnya merah, urat didahinya terlihat jelas seperti piccolo yang lagi ngeden. (piccolo= tokoh animasi difilm Dragon Ball).

''kalian kenapa gak bikin tugas?'' tanya pak ilham dengan napas tersengal. awalnya gue pikir asma beliau kumat, ternyata nggak. gue dan ketiga teman secara serentak menjawab ''lupa pak!'' tanpa berkata apa-apa lagi, beliau langsung mendaratkan tamparannya diwajah kami. ketampanan gue mendadak luntur. tak berhenti sampai disitu, beliau juga menendang lutut kami ber 4 dengan ujung sepatunya yang lancip. sungguh mengerikan. sesaat kemudian, kami melanjutkan pelajaran dengan posisi tangan kanan dipipi dan tangan kiri dilutut. selesai itu, gue pulang dengan hati berselimut duka.

sesampainya dirumah, gue menceritakan hal ini ke nyokap. dengan antusias nyokap pun bertanya ''kok pak ilham nampar kamu, emang kamu salah apa?'' sembari menggosokkan balsem dilutut gue. gue pun berbisik ''gak bikin tugas ma!''
mendengar itu, nyokap gue langsung berkata ''JANGANKAN DITAMPAR, DIGORENG PUN MAMA SETUJU! DASAR ANAK BANDEL!''
''....."

semenjak kejadian itu, gue mulai dendam ke pak ilham. gue pengen nonjok mukanya pak ilham sampe dia semaput, gue pengen dia ngerasain sakithati gue selama ini. tapi apalah daya gue hanya seorang hamba sahaya yang takut akan dosa. terlebih pak ilham juga tetangga gue dirumah. lalu seiring berjalannya waktu gue mulai sadar, apa yang gue lakuin adalah kebodohan yang harus gue tinggalkan. gue sadar apa yang dilakukan pak ilham ke gue dan teman-teman yang lain semata untuk menjadikan kami manusia yang bertanggung jawab. apa yang dirasakan pak ilham saat menjadi guru, juga gue rasakan saat gue menjadi guru pembantu disebuah SMA. kala itu ada siswa yang marah ke gue gara-gara gue hukum gak boleh masuk kelas karena terlambat. alhasil pas gue pulang, ban motor gue dikempesin sama siswa tersebut. ternyata mendidik siswa tidak semudah membaca cerita ini.

nah, itu hanya sedikit dari kisah masa sekolah gue yang penuh harubiru, berbeda dengan masa sekolah dijaman sekarang. wajah pendidikan tercoreng, akibat ulah siswa dan guru yang berjiwa anarkis hingga menjadi headline dimedia massa. seperti yang terjadi dimakassar, seorang guru dihajar sama siswa gara-gara ditegur sama gurunya dan anehnya orangtua murid yang bersalah turut membantu anaknya untuk menganiaya guru tersebut. alhasil, mereka berdua mendekam dengan cantik didalam penjara. gue juga mau mengkritisi tentang guru yang gemar menghukum siswa, kalau bisa jangan dengan kekerasan fisik tapi bicaralah dari hati ke hati. beri hukuman sesuai dengan umur mereka: anak TK dan SD, nasihatilah mereka dengan baik karena jika diikuti dengan kekerasan mereka akan mengalami trauma psikis dan terbawa hingga dewasa. anak SMP dan SMA: selain dinasehati berilah juga ganjaran yang sesuai seperti membersihkan WC atau halaman sekolah misalnya. semua ini demi menjaga komunikasi dan kedamaian antara siswa dan guru, serta menciptakan lingkup pendidikan yang lebih baik. dan juga peranan orangtua dalam mendidik anaknya menjadi awal yang baik untuk tumbuh kembang mereka.

dan inilah akhir tulisan gue hari ini, semoga ada hikmah yang bisa kalian ambil. kalo ada yang mau ditambahin, atau berbagi kisah serupa dengan cerita diatas silahkan dikomentar. terimakasih ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar