Kamis, 10 Desember 2015

Yang terlewatkan.

Dalam hidup, kita pasti pernah bertemu dengan orang-orang yang baru. Yang bisa saja menjadi teman, sahabat, bahkan pasangan kita. Orang-orang ini seperti keajaiban, mereka ada disaat yang tak terduga. Dan benar kata orang, hidup adalah pilihan. saat bertemu dengan orang yang baru, kita harus memilih: antara menjalin hubungan dengan mereka atau membiarkannya begitu saja. Hal ini juga terjadi sama gue. pagi itu dibandara, gue menunggu kedatangn pesawat yang akan mengantar gue ke manado. Gue duduk bersama penumpang yang lain, sambil mendengarkan tembang dari SheilaOn7. Dari kejauhan, seorang cewek berwajah chinese dan berambut poni sedang memeriksa tiket penumpang yang baru datang. Sesekali, matanya yang cipit melihat kepenjuru ruangan. Hingga akhirnya, mata kita saling bertatapan. Sedetik kami bertatap mata, sedetik kemudian kami saling membuang muka. 2detik berharga menjadi sia-sia. Entah matanya yang kelilipan karena ngeliat gue atau gue yang belum siap untuk jatuhcinta. Gue penasaran!

Dan tidak bisa dipungkiri, faktanya semua cewek yang bekerja dibandara adalah cewek-cewek dengan paras bidadari surga. Gue sempat berpikir, jangan-jangan dia adalah bidadari surga yang menjadi pegawai honor dibandara. Gue menunduk sebentar, melepas earphone dan menatapnya kembali. Tapi dia sibuk dengan komputernya. Kini, giliran gue yang menatap ke seluruh ruangan. Kemudian seorang bapak-bapak yang duduk disebelah gue mengatakan 'Deketin aja! Siapa tau dia nungguin kamu!'
'haa? Maksud bapak apa?' gue pura-pura bego.
'bukannya kamu lagi ngeliatin dia?'
'ngg..gak pak! Saya cuma...'
'udah deketin, aja siapa tau dia jodoh kamu!' kata bapak itu dengan tampang meyakinkan. Gue diam, dan berpikir dengan apa yang beliau katakan.

Tak lama kemudian, pesawat yang ditunggu datang. Para penumpang mulai bersiap untuk berangkat. Gue berdiri mengangkat tas bawaan gue, petugas kembali memeriksa tiket. Diantrian, gue menyuruh orang dibelakang gue untuk maju duluan, biar gue punya kesempatan melihatnya untuk yang terakhir kali. Tapi tetap saja, dia gak melihat gue. Perih.

Sampai didalam pesawat, gue melamun dan melihat ke luar jendela. Gue mengkhayal, cewek berambut poni itu mengejar gue, memeluk dan memohon agar gue gak pergi meninggalkan dia. Persis seperti difilm drama korea. Tapi itu cuma khayalan yang sangat kelewatan. Saat pesawat mengudara, gue menyesal kenapa gue gak melakukan sesuatu. Seperti yang dikatakan bapak tadi. Gue bisa mengajak ngobrol, minta nomor hapenya atau apapun, biar keresahan dihati gue selesai.

Gue percaya, jodoh sudah ada yang mengatur. Tapi bisa saja, cewek berambut poni atau semua cewek yang pernah gue temui, SALAH SATUnya adalah jodoh gue.

Tiba-tiba, seorang pramugari datang menawarkan permen. Sesaat gue merasa seperti anak kecil. Gue melamun sambil mengunyah permen rasa strawberry yang dikasih oleh pramugari tadi. Jauh dilubuk hati, gue menyesal karena ada sesuatu yang sudah gue lewatkan. Seandainya waktu bisa diputar kembali, gue akan memperbaiki semua yang sudah gue lewatkan. Rasa manis dari permen strawberry yang gue kunyah, mendadak pahit. Sepahit penyesalan gue.

3tahun berlalu. hingga cerita ini gue buat, semua detil tentang cewek berambut poni itu masih tersimpan rapi diotak gue. Seakan pertemuan itu baru terjadi tadi sore. Kini, gue hanya bisa melakukan apa yang biasa dilakukan oleh orang yang jatuh cinta tapi tak tersampaikan: mendoakan mereka dari kejauhan....


Profil:
rizal adalah seorang mahasiswa sosiologi semester akhir yang belum berakhir, dia juga seorang pecinta sastra, pecandu kopi dan penikmat senja. Semenjak pisah dari adela, anaknya bu selvi yang juga guru SDnya, Rizal mulai membenci matematika.
twitter: @rizalisme_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar