Minggu, 05 April 2015

Aprilmop yang menyedihkan.

'happy 2years anniv honey' itu postingan terakhir yang aku baca distatus kamu. senang deh rasanya, liat orang yang aku sayang dengan bangga dan tanpa malu-malu, memproklamasi hubungan dan di-like banyak orang. Rasanya, seperti perang yang usai dengan kemerdekaan.

Hari itu, kita janjian untuk bertemu. aku datang menunggu kamu ditempat biasa. Tempat dimana, kita pertama jumpa dan saling jatuh cinta. aku datang dengan hati yang berbunga-bunga.

Setibanya dicafe.

Aku duduk nunggu kamu, seraya memesan segelas kopi. Suasana kala itu ramai, lebih dari yang aku pikirkan. Tanpa aku sadari, 15menit waktu berlalu, dan paras cantikmu tak kunjung tiba.

Di luar mulai hujan, tetesan airnya tertiup angin, terhempas dijendela dekat tempat dudukku. Aku mulai cemas. Pikiranku memaksa, untuk menghubungimu.

Ku buka handphone, dan mencari kontak bertulis 'my love'. Panggilan pertama dan kedua diakhiri tanpa jawaban. Panggilan ketiga nomor kamu udah gak aktif. Entah aku yang tergesa-gesa, atau kamu yang mengabaikan pertemuan ini. Kopiku mulai dingin. Dan aku mulai kecewa.
Aku bangkit dari tempat dudukku dan kamu datang dengan kejutan. kamu tersenyum dan bilang aprilMop kamu berhasil. Kita berdua, duduk bersenda gurau. Tak lama kemudian datang seorang pria yang aku gak tau siapa. Kamu kenalin dia ke aku, dan kita berjabat tangan. Aku gelisah kenapa harus ada dia? Tapi ah, aku pikir dia temanmu. Dan aku tetap yakin pada janji setia kita.

Namun, ketika pria itu pergi, wajah kamu berubah. Senyum tak lagi indah. dengan suara terbata-bata, Kamu mengatakan pria tadi adalah tunangan kamu.
aku tertawa mendengarnya. Aprilmop kamu luarbiasa. Airmata kamu menetes, membasahi wajah. Disitu aku melihat dengan jelas, Inilah perpisahan.

Kamu pergi, dengan menitipkan pesan dan maaf padaku. Aku melihat kamu berdiri, melangkah dan pergi bersama pria itu. Dari kejauhan aku sadar. Cinta bukan tentang seberapa lama kita menjalin hubungan, tapi seberapa mampu kita saling bertahan. April yang menyedihkan. Aku pulang dengan kehancuran. Menahan dingin sepanjang jalan, dan melewati hari dengan kesendirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar