Sabtu, 11 April 2015

Maaf, aku yang salah.

Malam ini aku punya 2 pilihan, antara kamu atau dia. Kamu tak sekedar cantik, kamu baik dan mampu membuat aku lupa segalanya. Termasuk janji dengan dia.

Dia memang perhatian sama aku, tapi aku gak ngerespon. Aku anggap dia sebagai teman. Gak lebih dari yang kamu pikirkan.

Aku sabar dalam seminggu, buat kamu. Selama itu aku nyiapin mental, meyakinkan hati, kalo aku akan bahagia sama kamu.

Aku ngirim pesan buat ingetin kamu, tapi kamu tak membalas. Ya sudahlah, aku pikir kamu sibuk.
Dalam penantian, dia hadir menanyakan keadaan aku. Mengingatkan aku akan hal-hal yang aku lupakan.

tapi demi cinta aku ke kamu, perhatiannya aku abaikan.

Malam tiba. Dan ini waktu buat aku, mengukir kenangan dengan kasihsayang, bersama kamu yang aku cinta.

Aku merasa angkuh. Bagai raja yang berhasil memenangkan pertempuran. Aku yakin, semua pria pasti merasa begitu. Membanggakan orang yang dia cintai, terlebih parasnya yang indah.

Handphoneku bergetar, aku tahu ini pasti kamu. Ketika ku baca ternyata bukan. Bukan kamu yang harapkan. Melainkan dia. Tenang aja, aku tetap setia buat kamu.

Sepanjang jalan, dia terus menghubungiku. Menanyakan keadaan aku. Ah, mengganggu aja nih orang' bisikku dalam hati.

Tak lama kemudian, aku tiba dirumah kamu. mengetuk pintu, dan berharap kamu menyambut aku dengan senyuman. Lalu keluarlah seorang anak kecil. Dengan polos, mengatakan bahwa kamu pergi dengan seseorang.

Aku tersenyum, lalu pergi dengan pilu dihati. Pikirku, mungkin lebih baik, bila aku refreshing ke mol. Sekedar melepas penat.

Disana, aku jumpai sesuatu yang mengesankan. Sesuatu yang tak perlu aku lihat, namun terlihat juga. Kamu dan dia begitu mesra. bergandeng tangan, tanpa rasa bersalah. Seketika aku merasa panas, jantung berdetak lebih cepat. Seperti berlari mengitari bandara dan dikejar oleh, petugas.

Aku gak tahu harus berbuat apa. Aku merasa sunyi, ditengah keramaian. Aku sandarkan tubuhku ditembok. Terkulai lemas, tanpa bisa berkata-kata.

Handphone kubuka. terkejutnya aku, 30panggilan tak terjawab dan 29pesan yang aku abaikan. Dari dia, orang yang aku sia-siakan.

Kenapa begini? Kenapa aku mengabaikan dia? Dia yang selalu ada buat aku, kenapa aku abaikan?
dan kenapa harus kamu yang aku perjuangkan? Kamu yang gak pernah melihat usahaku.

kini aku tak tahu harus berbuat apa? Mungkinkah, dia akan menerima maafku?

Egois dan bodohnya aku. Cinta tak bersalah, hanya aku saja yang tidak peka. Cinta itu sederhana, cukup dirasa tanpa melihat rupa.

Dan penyesalan selalu dari belakang. Maaf, aku yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar