Kamis, 02 Juni 2016

Cara Mama Mendidik Anak-anaknya

Beberapa hari menjelang bulan puasa, gue selalu menghabiskan waktu buat ngobrol sama mama. mulai dari politik, ekonomi, fashion, olahraga, kuliner sampai ke masalah yang gak penting semua kita kupas, setajam pisau dapur. kalo sudah begini gue dan mama gue terlihat seperti ibu-ibu tukang gosip aliran kompleks. bagi gue mama adalah sesuatu yang sangat berharga, dialah wanita edisi pertama dan terakhir yang mau menerima semua kelebihan dan kekurangan anak-anaknya. meski kadang mama sering marah-marah dan ngomel gak jelas gue dan adik gue tetap sayang sama beliau.

Gue sering dimarahin sama mama kalo gak beresin tempat tidur saat bangun pagi. adik gue juga sering dimarahin sama beliau kalo makan gak pake tangan karena belakangan ini dia suka makan pake hidung. semalam gue dan mama ngobrol tentang masalah keluarga, seperti kabar papa gue yang dari tahun 2005 sampai sekarang gak pulang-pulang dan gue yang sampai detik ini belum sarjana. -__-'

''ma, kira-kira papa lagi ngapain ya sekarang? udah 2tahun gak pernah nelpon!'' tanya gue dengan wajah penasaran. mama gue yang sedang menghisap rokok pun menjawab ''papa kalian gak pernah nelpon, karena dia tahu mama bisa mengatasi semua masalah makanya dia keenakan.'' segumpal asap keluar dari mulutnya dan mengenai wajah tampan gue. beliau lalu melanjutkan pembicaraannya ''kalo mama ikutin aturan agama, papamu itu sudah mama ceraikan, bertahun-tahun pergi kok. tapi gak mama lakuin karena mama tahu kalian gak bisa ngapa-ngapain kalo gak ada mama''. tanpa disadari, mata gue mulai berkaca-kaca. seolah ada sesuatu yang akan tumpah. kesetiaan orangtua lebih mahal dari dunia dan seisinya.

Gue cuma nyengir. sambil menahan tawa gue pun bertanya ''mama ingat gak waktu izal sama iki masih kecil, mama pukul kita berdua pake selang, pipa, kayu, besi, tali jemuaran sampe izal sama iki kesandar disudut tembok?'' mama gue lalu menjawab ''oh.. jadi kamu dendam sama mama?''
''iya ma izal dendam. tetangga aja sampai heran ibunya rizal mukul anak-anak kayak mukul maling''
gue lalu melanjutkan ''seandainya saat itu udah kayak sekarang, mama udah izal laporin ke komnas perlindungin anak biar dipenjara. hahahaha!'' nyokap ikut tertawa mendengar apa yang gue ucapin, dia dengan ceria menjawab ''iya laporin aja, biar kamu sama adik kamu makan jari!''
''kan ada keluarga ma!''
''keluarga mama sama papa gak akan mampu ngurusin kamu sama adik kamu, paling seminggu aja kalian makan enak abis itu kalian makan nasi sama angin!'' gue dan mama pun tertawa.
kilas balik tentang masalalu ini membuat gue jadi sadar, betapa berartinya seorang mama dalam hidup gue. mama gue memang beda dari mama-mama yang lain, yang kalo marah cuma ngomel. buktinya sewaktu kecil gue dan adik gue sudah merasakan kemurkaan dari mama, dia jarang memukul gue dan adik menggunakan tangan melainkan dengan benda-benda ekstrem seperti yang gue ceritakan diatas.

Seolah dengan cara seperti itu, beliau ingin merasakan ke gue dan adik gue kerasnya kehidupan ini. tapi apapun yang dia lakukan semuanya demi kebaikan gue dan adik gue sekarang. gue selalu berdoa untuk mama dan papa, agar mereka sehat dan bisa merasakan kesuksesan kami anak-anaknya kelak. gue sering mengkhayal, seandainya dulu mama mukul gue sama adik pake duit, pasti sekarang gue dan adik gue udah jadi milyuner.
pembicaraan gue dan nyokap berakhir setelah nyokap menghabiskan 3batang rokok surya miliknya. sebelum tidur, beliau memanggil gue untuk memijit kakinya yang sudah lama sakit.
gue yang sudah ngantuk pun melaksanakan perintahnya, terlebih gue ingat bahwa surga ada ditelapak kaki mama.

Tiap orangtua punya cara tersendiri untuk mendidik anaknya menjadi insan yang berguna.
tentang papa gue, biarlah Yang Kuasa menjaganya. gue dan adik hanya mendoakan agar beliau dalam keadaan baik dan dijauhkan dari segala yang buruk.
dan inilah akhir dari postingan gue hari ini, semoga bisa menghibur dan bermanfaat bagi kalian yang membacanya.

Jadi, gimana masalalu kalian sama orangtua?
komentar kesini ya! (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar