Selasa, 22 September 2015

21 september 2015

Setelah beberapa minggu gak bikin postingan diblog, malam ini gue putuskan buat ngeblog. Mumpung sisa-sisa kebahagiaan masih ada. Cerita ini masih tentang gebetan gue si agneis. Kalian ingat agneis gak? Cewek cantik yang slalu bikin gue senyum sendiri, kayak pasien RSJ.

Jadi gini, hari minggu tanggal 20.9.2015 gue lupa jam berapa, tapi malam itu pas gue buka twitter. Mention gue dari beberapa bulan yang lalu diretwitt sama dia. Gue senang bukan main. Saking senangnya, gue masukin tangan gue dalam wajan berisi minyak panas. Hanya untuk memastikan kalo ini bukan mimpi. Waktu berlalu begitu cepat, scepat gue jatuhcinta sama dia.

Hari senin 21.9.2015, kebahagiaan gue makin memuncak, karena ini kali pertama dia membalas mention gue. Jujur, ini adalah hari terbaik dari semua hari dalam hidup gue. Karena selama jadi mahasiswa, gue gak prnah berani buat ngobrol sama agneis, jangankan ngobrol menatap matanya aja gue gak sanggup. Anjrit.. Ini gebetan apa matahari?!

Malam itu gue sengaja mention dia kayak gini: ' jika 1hari menunggumu sm dgn brjalan 1langkah, maka aku sudah 4x brkeling dunia. Tp @agneiskinanti gak prnah peka :('

15menit kemudian agneis membalas: 'thanks sebelumnya @rizalisme_ :)'

5detik kemudian, gue semaput.

Gue gak tau gimana ngungkapinnya, tapi yang pasti gue senang stengah mati. Gue seperti orang gila malam itu. Gue cium layar hape gue, sampe hape gue bau.

Agneis memang bukan matahari, tapi dia mampu menerangi kgelapan dalam jiwa gue. Disatu sisi, gue tau bahwa ini adalah kegilaan.

Gue gak peduli apapun kata orang, karena cinta adalah jembatan antara aku dan dia, bukan aku dan mereka. Karena walaupun gue dan agneis gak bersama, stidaknya gue belajar 1hal,

Kebahagiaan dan cinta tak harus saling memiliki, sebab kita punya banyak cara untuk saling memahami dan menghargai.
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar