Sabtu, 13 Mei 2017

Harga Mati



Semua berawal dari Pilkada, kita semua tahu bahkan dunia pun tahu kalau suami dari Veronica Tan yang kerap disapa Ahok baru saja mendapat hukuman 2tahun penjara dari pengadilan gara-gara kasus menista agama. sebagai pendukung beliau gue bisa menerima hal ini dengan lapang dada meski ada rasa perih disekitar hati (karena gue tahu hukuman ini berbau politik). tapi gue gak akan membahas tentang hukuman itu, yang ingin gue bahas adalah keresahan gue tentang seorang teman. anggap saja namanya dodo, dodo adalah teman sekampus gue. kita sama-sama kuliah difakultas ilmu sosial dan politik hanya saja program studi kita berbeda, gue sosiologi dan dodo... entahlah! gue lupa. dodo juga mengikuti organisasi keagamaan terbesar diIndonesia namun sayang, meski berkali-kali terlibat dalam aksi kemahasiswaan bagi gue dodo belum mampu membedakan antara demokrasi pancasila dan khilafah. iya, dodo ingin negara indonesia berlandaskan pada syariat islam. hal ini terlihat ketika dia mengkritisi pemerintah yang membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia. lewat status BBM, dia mengatakan bahwa pemerintah takut melihat kebangkitan islam diIndonesia. akhirnya gue pun menyindir dodo dengan mengukir status HTI layak dibubarkan karena tidak sesuai dengan UUD dan Pancasila. dodo yang melihat pun langsung menyerang gue, dan terjadilah aksi saling sindir. untuk menyejukkan keadaan gue memilih untuk tidak lagi melanjutkan opera sindir tersebut, gue tahu dodo orangnya gampang kecewa terlebih dari cerita yang gue dengar, dodo kalo udah ngambek bisa berubah menjadi monster. Mengalah Mode On.

Gak sampai disitu aja, semalam dia juga kembali menyerang gue dengan kalimat yang memprovokasi. awalnya gak gue ladenin, lama-kelamaan gue pun membalas seperti seorang ustadz yang menjawab pertanyaan seorang santri, gue mengatakan kepadanya bahwa dia lebih baik mengaji daripada memprovokasi oranglain. dodo yang tidak menerima saran pun terus mengirim pesan ke gue, namun gak gue hiraukan. disini, seharusnya kita semua sudah bisa melihat bagaiman kejamnya permainan politik, gue ingat ada seorang bijak yang berkata ''Jika anda ingin menjaga hubungan persahabatan maka jauhkan hubungan itu dari politik''.
kita kembali ke topik. gue gak ingin menunjukkan siapa benar siapa salah, gue hanya ingin menyampaikan kepada kalian Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemerintahan Demokrasi, indonesia memiliki banyak suku, ras dan agama. hal ini menunjukkan bahwa sistem bersyariat agama tidak cocok dan bertentangan dengan UUD. jika kita memaksakan untuk menjalankan syariat agama tertentu diNKRI dengan segala aturannya, maka sama saja memaksakan kehendak. dan hal itu bisa membuat kamu berhadapan dengan hukum, karena indonesia berdasar pada hukum (Rechstaat), indonesia juga diakui dunia sebagai negara dengan tingkat toleransi yang tinggi. sangat disayangkan bukan, jika negara kita yang terkenal dengan tingkat toleransinya yang tinggi tiba-tiba berubah menjadi negara yang kejam hanya karena kepentingan segelintir orang yang haus akan kekuasaan.

~NKRI HARGA MATI.
bagi gue, indonesia adalah miniatur kehidupan dunia karena semua ada diIndonesia. termasuk gue dan dodo, gue dan dodo dulunya adalah 2orang yang sangat mencintai NKRI. kami sangat mencintai indonesia lebih dari pacar kami sendiri. tapi seiring waktu berjalan dodo dan gue mulai gak sepaham, kalo gue seorang yang nasionalis maka dodo adalah seorang monsterialis. iya, dodo lebih cocok disebut monster. tapi persahabatan adalah yang utama. Dodo boleh kok berpikir macam-macam tentang gue, tapi dodo gak boleh macam-macam pada NKRI. sekali lagi NKRI HARGA MATI, siapapun yang gak suka sama sistem yang sudah ada silahkan angkat kaki dari Bumi Indonesia. termasuk dodo!

Udah dulu ya, gue mau nikmatin malamingguan dulu. Kali aja dapet pacar!
See you. (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar