Sabtu, 18 Mei 2019

Sebuah Janji

Sebuah janji sudah aku tepati,
Janji untuk berhenti mengharapkanmu.
Janji untuk melupakanmu.
Janji untuk mendoakanmu dan parahnya lagi, janji untuk mencintaimu dari kejauhan pun sudah ku lakukan.

Lihat,
Aku masih tetap bertahan, meski Ini tak semudah temu dan pisah kita.
Tawamu masih menyisir ingatan, bahkan marahmu masih terngiang dalam lamunan.

Tapi janji sudah kutepati, hingga malam menutup mata dan pagi datang membawamu dengan duka.

Selasa, 14 Mei 2019

Ini yang aku pikirkan

Jika kamu berpikir cinta adalah sesuatu yang (selalu) indah, maka kamu keliru. Pelangi terlihat indah, karena punya banyak warna. Pun dengan kita yang tidak selalu tertawa, kadang harus berlinang air mata. Tak selalu bersama kadang harus terpisah.

Maafkanlah!
Jika ucap dan tingkahku sering melukai hatimu. Semua yang kulakukan hanya untuk satu; "aku cinta kau".

Percayalah...

Kamis, 18 Oktober 2018

Essay yang tak pernah selesai

Melupakanmu adalah hal yang sulit untuk dilakukan.  aku coba melawan perasaan sendiri, menganggap kalau ini hanya cobaan bagi seseorang yang terlalu lama mengabdi pada kesendirian. aku merasa, cinta tak bisa mengoyak imanku lagi, tapi realitanya aku salah. waktu seolah memaksaku untuk menemuimu. ya tuhan kenapa harus serumit ini? tanyaku disebuah pagi. kamu lewat lagi, dijalan yang sama dan diwaktu yang sama. mata kita lagi-lagi saling menyapa. ah sudahlah, aku relakan saja perasaan ini. entah bagaimana kedepannya aku tak peduli. aku mulai menegurmu, melalui sebuah "hai" dan kau balas dengan sebuah senyum santai (duh manisnya). senyum itu meninggalkan tanya dikepalaku, yang mulai penuh dengan kamu. maksudnya apa coba? apakah senyum adalah kata lain dari sebuah jawaban? essai ini mungkin tidak akan pernah ada, seandainya kejadian itu tak pernah terjadi. kini aku harus berkata terus terang, kamu adalah inspirasi dibalik tulisan ini. ketika menulisnya pun, perasaanku bercampur aduk sama seperti saat berjumpa denganmu pertama kali. kamu bisa merasakannya sary. ngomong-ngomong sebelum pikiranku kacau lebih jauh, aku harus mengakhiri tulisan ini dengan berkata aku harus berkata "I love you for the long time"‎.

Kamis, 13 September 2018

Kapan rizal nikah ?

entah kenapa, setiap kali ketemu sama teman atau kerabat dan diajakin ngobrol, selalu aja ada pertanyaan yang bikin kuping jadi hangus. pertanyaannya sih biasa aja, tapi ngena dijantung dan tembus ke usus.
"Kamu kapan nikah?"gue jawab dengan wajah datar "insya allah, besok". dan saat gue gendong anak kecil, mereka bakal bilang "Wah udah cocok jadi papa." bahkan ada ungkapan yang cukup menenangkan hati seperti "Semoga cepet nyusul bang!" lalu hati kecil gue akan berbisik "Amin" (:

anyway, gue bosan juga sih denger pertanyaan ini tapi sih yang gak mau nikah? semua orang mau nikah. bahkan orang yang udah lanjut usia pun masih pengen nikah. tapikan nikah gak semudah mengedipkan mata.

"lalu kapan rizal nikah? iya, besok yah!"

berkaca dari mereka yang sudah berkeluarga, gue pun mengambil hikmah. menikah tidak semudah membuat janji bersama pacar, temen gue banyak yang udah nikah dan banyak pula yang udah pisah. bagi gue, Menikah bukanlah sebuah tujuan tapi menikah adalah sebuah perjalanan.
dimana setiap perjalanan selalu ada cobaan, mampu gak kita menghadapi sgala cobaan itu bersama-sama.

gue masih banyak kurangnya, gue pengen melengkapi apa yang selama ini menjadi cita-cita gue. gue masih mau menikmati kebebasan menjadi seorang bujang. istilah lainnya, gue masih pengen liar dulu, masih pengen buas dulu gue belum mau menjadi jinak. gue beberapa kali sempat serius sama cewek bahkan nyaris menuju pelaminan, tapi sayang gue masih belum bisa menahan godaan.
so, untuk sementara ini gue hanya perlu menikmati hidup gue setotal mungkin. jadi kalo boleh gue saranin, rubah pertanyaan kalian "kapan nikah" menjadi sebuah doa dan harapan seperti "semoga menemukan pasangan yang baik dan segera menikah" karena semakin banyak doa yang dipanjatkan semakin cepat pula menjadi kenyataan.

inilah akhir tulisan gue, kalo ada yang ngerasa tertatih atau berdarah karena postingan ini gue minta maaf. inilah postingan gue setelah sekian lama break, terimakasih dan sampai ketemu lagi dipostingan berikut.

aku cinta kalian.... ((:

Selasa, 19 September 2017

Misteri Es Buah Yang Aneh



Waktu menunjukkan pukul 20.25 kini saatnya saya dan supri pergi ke toko penjualan hp. Karena sudah sebulan ini hp yang dipake supri mengalami kerusakan speaker, sehingga dia tidak bisa menerima atau melakukan panggilan ke orang lain. Pernah sekali waktu, saya menelpon supri "hallo supri, kamu lama banget! Buruan acaranya udah mo dimulai!" Ucap saya dengan nada mendesak. Tapi supri tidak merespon. "HALLO... HALLOOOO!!!" Meski sudah berteriak namun suara supri tidak terdengar. Tak lama supri muncul dari arah belakang menepuk pundak saya.
"Hey, kamu ngapain nelpon?" Ujar supri dengan wajah ceria. "Ditelpon bukannya ngomong malah diam! Pulsaku abis tau." Lalu supri menjawab "kamu lupa apa emang pikun? Speaker hp akukan rusak!"
"Oh iya" jawab saya dengan senyum selebar lapangan tenis.

***

Kini saya dan supri tiba ditoko penjualan hp. Kami berdua melihat-lihat mana hp yang akan supri bawa pulang. "Hallo maz, mo nyari hape apa?" Tanya si penjual kepada supri. "Mmm... Coba saya liat yang ini!" Kata supri sambil jari telunjuknya diarahkan ke hp yang di inginkan. Dari kejauhan, nampak supri sedang berdiskusi dengan si penjual. saya mendekati mereka, supri menatap saya dengan wajah serius dan berbisik "zal, coba kamu tanya hape 4G yang harga 400an ada gak?!"
"APA? ForJi 400an?" Saya terkejut mendengar pertanyaan supri, rasanya ingin tertawa sambil berjoget ala biduan dangdut koplo. Tapi sudahlah, niat itu saya urungkan karena khawatir akan menjadi viral. Saya memberanikan diri untuk bertanya, walau saya sadar ini agak memalukan.

Dengan perasaan canggung saya bertanya "Mas, hape ForJi yang 400 ada gak?" Si penjual itu menatap saya dengan sorot mata yang tajam, kami berdua bertatapan tanpa kedip sekalipun, lalu dengan sekali helaan napas dia berkata "Yah gak ada mas!". Tanpa menunggu lama, saya dan supri segera meninggalkan tempat itu. Dalam perjalanan pulang, supri yang membonceng saya dengan motor matic berceloteh banyak hal. Mulai dari teknologi, fashion hingga kuliner. Berbicara tentang kuliner, supri menawarkan saya menikmati es buah dirumahnya. Supri bilang "zal, dirumahku ada es buah!"
"Oh ya? Wah kebetulan aku udah lapar!" Jawabku dengan semangat. "Tapi es buahnya beda gak kayak es buah pada umumnya" supri melanjutkan dengan nada tak meyakinkan. Perbincangan ini mulai mencekam saya penasaran dan gelisah, es buah macam apa yang dimaksud supri. Saya mulai mengira-ngira apakah es buah supri ada zat kimia berbahaya seperti asam sianida ataukah es buah yang supri maksud mengandung kenangan pahit hingga hati saya mulai cemas tak karuan. Eh!
Saya bertanya pada supri "aneh gimana?" Supri lalu menerangkan "es buahnya ada potongan anggur, peer, apel, melon dan yang bikin aku eneq ada tinta-tintanya gitu deh! Warnanya jadi aneh pokoknya aneh!" Supri mengakhiri cerita es buah sambil merinding.

Setibanya dirumah supri, kami berdua langsung menuju ruang makan. "Tuh zal, aku simpan dikulkas ada es kacang ijo sama es buah aneh-aneh" ujar supri sambil menyodorkan gelas kepada saya. Lalu, ibunya supri keluar dari kamar dan menyuruh saya untuk menyantap es buah yang supri maksud. "Bu, kata supri ini es buah aneh-aneh! Apa benar bu?" Tanya saya sambil mengamati es buah aneh yang terlihat menggoda. Ibunya supri tertawa dan berkata "itu bukan es buah aneh, itu salad buah! Hahahaha" mendengan kata "salad" saya segera menuangkannya ke gelas dan menikmatinya dengan lahap. "Ini salad supri, bukan es buah aneh-aneh!" Kata saya kepada supri. Supri menatap saya dan ibunya dengan mata berbinar, karena tak mau kalah supri menyahut "oh salad, aku pikir itu es buah aneh-aneh, soalnya pas aku makan tenggorokanku perih!" Saya tertawa dan berkata "tenggorokanmu itu kampungan, makanan se-elit ini dibilang aneh. Gak kebayang kalo kita disebuah acara besar trus kamu nanya kayak gini. Aku bakalan bilang ke orang-orang kalo kita gak saling kenal hahaha". Supri hanya tersenyum melihat apa yang terjadi.

Yah begitulah, meski supri sedikit payah dalam perkembangan kuliner dan teknologi tapi kami berdua tetaplah sahabat yang baik. Tapi percayalah kedekatan saya dan supri hanya sebatas sahabat tidak lebih. Sumpah!


Sekian cerita pendek ini saya akhiri! btw, ini kisah nyata yang terjadi semalam. jika ada kata yang mengiris hati mohon dimaafkan. Semoga menghibur ^_^

Selasa, 08 Agustus 2017

Kita Tanpa Makna

Kita adalah bagian dari kesalahan.
cinta kita tak lebih dari peluk dan kecupan.
kadang aku berpikir,
kita hanya saling mengisi
tapi tak pernah saling mengerti.

Kita hanya saling jatuh cinta,
tapi tak pernah membangun cinta.
kita hanya saling merindu,
tapi enggan untuk bertemu.
kita selalu bertatap mata,
tapi tak mau bertegur sapa.

kita tanpa makna!

Bencilah Aku

Kamu menjelma mimpi.
membangunkanku dipagi hari.
tiap kubuka jendela,
yang nampak hanya mendung, kicau burung dan airmata.

Entah dimana kamu berada
yang pasti kopi yang kuseduh pagi ini penuh dengan duka.
bila kata maafku tak bisa
mengobati perasaanmu,
maka bencilah aku seperti
kamu pernah mencintaiku dulu.